April 09, 2019

Elektronika Dasar : Apa itu Kondensator atau Kapasitor ?

Kapasitor

EstuBlog - Kondensator atau sering disebut juga dengan Kapasitor  merupakan komponen elektronika yang dapat menyimpan energi atau muatan listrik yang bersifat sementara, dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari muatan listrik. Kapasitor memiliki satuan Farad yang diambil dari nama Michael Faraday. Namun karena kebiasaan dan kondisi serta artikulasi dari setiap negara tergantung pada masyarakat yang sering menyebutkan namanya, Kini nama yang paling dominan diketahui dan yang paling banyak digunakan adalah Kapasitor (Capasitor) yang dilambangkan pada rangkaian elektronik dengan simbol C.

Fungsi dari kapasitor.
Dalam sebuah rangkaian elektronik, kapasitor sering digunakan sebagai :

  • Penyimpanan Tegangan Listrik Sementara.
  • Filter atau Penyaring arus dan tegangan listrik.
  • Sebagai kopling atau penghubung.
  • Penstabil tegangan listrik

Selain fungsi-fungsi diatas, kapasitor juga dapat bekerja sebagai pembangkit frekuensi pada rangkaian oscillator, pengeser fasa, serta dapat digunakan untuk meminimalisir percikan api dalam sebuah saklar.

Satuan Kondensator atau Kapasitor.
Seperti yang kita ketahui, Satuan dari Kondensator diambil dari nama seseorang yang menciptakan (menemukannya) yaitu Michael Faraday. Diambil dari nama belakang nya, satuan kapasitor ialah Farad.
Satuan Farad merupakan satuan utama dalam kapasitor, dan memiliki nilai yang besar maka digunakanlah satuan yang lebih kecil yang sering kita kenal saat ini, seperti pF, nF, uF, dan mF.

1F = 1.000mF = 1.000.000uF = 1.000.000.000nF = 1.000.000.000.000pF. (Banyak ya nol nya :D)

Cara Mengetahui Nilai Kapasitansi
Beberapa kapasitor dengan bentuk fisik yang kecil biasanya diberi kode. Kode ini memiliki cara perhitungan tertentu. Nilai Kapasitor yang menggunakan kode berada di digit pertama dan kedua, dan digit ketiga sebagai multiplier, Contohnya :

  • 224 = 22 * 10000 = 220000pF = 220nF.
  • 473 = 47 * 1000 = 47000 = 47nF.

Perkalian dari nilai kapasitor diambil dari nilai yang paling kecil yaitu pF.

Jenis Jenis Kapasitor
Kapasitor yang kita kenal memiliki beberapa macam bentuk fisik, namun dalam teori sebenarnya kapasitor hanya memiliki 3 jenis kapasitor, yaitu :

1. Kapasitor Tetap
Kapasitor Tetap atau yang biasa kita kenal dengan Kapasitor Non Polar memiliki nilai kapasitansi tetap dan tidak memiliki polaritas. Polaritas yang dimaksud adalah tidak memiliki kutup positif ataupun kutup negatif. Kapasitor jenis ini biasanya memiliki kapasitansi yang rendah (untuk mencegah nilai kapasitansinya berubah).
Bentuk Fisik dari Kapasitor ini biasanya kotak, bulat pipih, berwarna cokelat, merah, hijau, dan lainnya, juga bentuknya lebih seperti tablet atau kancing baju.
Simbol Kapasitor Non Polar

2. Kapasitor Elektrolit
Kapasitor elektrolit atau Electrolytic Condenser (ELCO) adalah Jenis kapasitor yang biasanya memiliki fisik berbentuk tabung yang mempunyai nilai kapasitansi tetap dan dua kutub kaki berpolaritas positif dan negatif, ditandai oleh kaki yang panjang sebagai positif dan kaki yang lebih pendek sebagai negatif. Nilai kapasitansinya mulai dari 0.47 µF (mikroFarad) sampai dengan ribuan µF.

Beberapa Simbol Elco :



3. Kapasitor Variabel
Kapasitor Variabel atau sering disebut juga Trimmer adalah jenis kapasitor yang kapasitansinya bisa diubah-ubah. Kapasitor jenis ini dapat berubah kapasitansinya dikarenakan secara fisik memiliki poros yang dapat diputar menggunakan obeng.

Read More

April 07, 2019

Elektronika Dasar : Apa itu Resistor ?



EstuBlog - Mungkin kalau kalian adalah anak elektronika, atau mengerti tentang elektronika akan tidak asing dengan komponen yang bernama Resistor. Yaa, komponen ini merupakan sesuatu yang bisa dibilang pasti ada dalam setiap rangkaian elektronik. Komponen ini dapat mudah sekali ditemui dalam alat elektronik, seperti televisi, dvd player, power supply, speaker aktif, dll. Resistor dapat dibuat dari bermacam-macam komponen dan film, bahkan kawat resistansi (kawat yang dibuat dari paduan resistivitas tinggi contohnya kawat nikelin).

Fungsi Resistor ini sesuai dengan namanya, yaitu Resist yang artinya menghambat. Dalam elektronika menghambat bisa  diartikan  dengan menahan arus  atau voltase dalam  tingkat tertentu. Nilai dari hambatan itu  sendiri memiliki satuan Ohm (Ω). Nilai dari resistor dapat kita ketahui dari Gelang yang ada di resistor itu sendiri (Aksial / TH) atau nomor pada batang resistor tersebut (SMD).

Sampai saat ini, Komponen elektronika memiliki dua jenis cara mengintegrasikan komponen tersebut dalam papan sirkuit, yaitu Though Hole (TH) dan Surface Mount Technology (SMD). TH adalah cara yang pertama kali dipakai dari jaman dahulu dan sampai sekarang masih dipakai, dengan membuat lubang pada papan sirkuit dan membuat jalur tembaga pada bagian bawah papan, lalu SMD merupakan cara kedua yaitu dengan menempelkan komponen tersebut pada papan sirkuit itu sendiri.

Simbol Resistor
America
Europe


Bahan Dasar Resistor 

Resistor memiliki beberapa jenis menurut bahan pembuatannya, bahan yang paling umum kita ketahui ialah Metal Film  dan  Karbon  Film. Resistor  Karbon  Film biasanya  memiliki  warna  dasar  abu2  dan  warna  cream,  sedangkan resistor Metal Film biasanya memiliki warna dasar Biru.

Resistor Karbon Film
Resistor ini memiliki bahan dasar dari selapis film karbon yang diendapkan pada selapis substrat isolator, dan dibuat memilin untuk menentukan jalur resistif panjanga dan sempit. Untuk menentukan nilai resistansi dari resistor tersebut, kita dapat mengaturnya melalui panjang film (jumlah lilitan) ditambah dengan resistifitas karbon (antara 9 - 40 µΩ-cm).  Resitor  metal  film  dapat  memberikan  rating  daya  antara  1/6  watt  sampai  dengan  5watt  pada  suhu  70°C. Resistansi tersedia antara 1Ohm sampai dengan 10MOhm. Jenis Resistor ini dapat bekerja dalam rentang Suhu -55°C hingga 155°C dan memiliki rentang voltase antara 200v sampai 600v.

Resistor Metal Film
Resistor jenis memiliki unsur utama dari foil logam dengan paduan khusus setebal beberapa mikrometer. Resistor Metal Film merupakan resistor dengan nilai presisi dan stabilitas yang baik. Resistor foil ultra presisi mempunyai TCR sebesar 0.14ppm/°C, toleransi ±0.005%, stabilitas jangka panjang 25ppm/tahun, 50ppm/3 tahun, stabilitas beban 0.03%/2000 jam, EMF kalor 0.1μvolt/°C, desah -42 dB, koefisien tegangan 0.1ppm/V, induktansi 0.08μH, kapasitansi 0.5pF.

Jenis Jenis Resistor

Variabel Resistor.
Resistor jenis ini dapat diatur nilai resistansinya dengan cara tertentu, seperti diputar atau digeser. Resistor ini banyak digunakan pada rangkaian audio amplifier.

Thermal Resistor (Termistor)
Resistor ini merupakan jenis resistor yang nilai resistansinya dapat berubah ubah menurut suhu yang ada disekitar resistor itu sendiri. Ada juga jenis yang jika suhu mencapai titik tertentu, resistor tersebut akan memutus jalur diatara dua kakinya (NTC). Biasanya resistor jenis ini digunakan untuk Fuse pada rangkaian PSU.

Light Dependent Resistor (LDR)
Resistor jenis ini, nilai resistansinya dapat berubah-ubah menurut cahaya yang diterima resistor tersebut. Jadi jika semakin  banyak  cahaya  yang  diterima  resistor  tersebut,  Nilai  resistansi  dari  resistor  tersebut  akan  membesar  dan sebaliknya. Resistor ini banyak digunakan untuk Lampu Jalan Otomatis (Hidup jika malam dan mati jika siang).

Jenis Penandaan Nilai Resistor

Resistor  aksial  atau  TH  biasanya  memiliki  penandaan  gelang  atau  pita  warna  untuk  menunjukkan  resistansinya, sedangkan resistor SMD memiliki penandaan dengan nomor yang ada dibatangnya jika cukup besar untuk dapat diberi nomor, namun resistor SMD dengan ukuran yang terlalu kecil seperti sekarang biasanya tidak ditandai karena fisiknya yang  terlalu  kecil.  Kemasan  biasanya  cokelat  muda,  cokelat,  biru,  atau  hijau,  walaupun  begitu  warna  lain  juga mungkin, seperti merah tua atau abu-abu.

Penghitungan Resistor 4 Pita

Kode 4 Pita adalah skema kode yang paling sering digunakan. Ini terdiri dari 4 pita warna yang  dicetak mengelilingi badan  resistor  seperti  gelang.  Dua  Pita  pertama  merupakan  informasi  dari  2  digit  harga  resistansi,  pita  ketiga merupakan pita multiplier atau faktor penggali (jumlah nol yang ditambahkan setelah pita pertama dan kedua), dan pita keempat sebagai nilai resistansi dari resistansi tersebut.
Sebagai Contoh,  Merah-merah-perak-emas. Merah mempunyai nilai 2. Kita ambil 22, lalu faktor penggali dari perak merupakan 10-2.  Lalu  emas  memiliki toleransi  sebesar  5%.  Jadi  bisa  disimpulkan  22  *  0.01  =  0.22  Ohm dengan toleransi sebesar 5%.


Penilaian Resistor dengan 5 Pita.

Kode Gelang dari resistor 5 Pita biasanya digunakan untuk jenis resistor yang memiliki nilai presisi (tolerasi 1%, 0.5%, 0.25%, 0.1%). Untuk memberikan nilai pada harga resistansi ketiga. Tiga gelang pertama menunjukan nilai dari resistor tersebut, pita keempat sebagai multiplier, dan pita kelima adalah sebagai nilai toleransi.

Resistor SMD

Resistor SMD menggunakan kode nomor pada batangnya karena biasanya resistor ini memiliki bentuk fisik yang kecil. Resistor ini diberi 3 digit nomor, digit pertama dan kedua berfungsi sebagai nilai resistor dan digit ketiga merupakan multiplier.

Contoh :
  • “224” = 22 * 10.000 = 220KOhm.
  • “473” = 47 * 1.000 = 47KOhm.
  • “105” = 10 * 100.000 = 1MOhm.

Resistansi kurang dari 100Ohm ditulis dengan digit ketiga sebagai 0 (Nol = 1). Contoh :
  • “100” = 10 * 1 = 10Ohm.
  • “220” = 22 * 1 = 22Ohm.

Kadang-kadang nilai ini hanya ditulis 2 digit pertama saja untuk mencegah kebingungan. Contoh : “10”, “22”, “33”. Sedangkan Resistansi kurang dari 10 Ohm ditulis dengan cara menambahkan “R” sebagai koma. Contoh: 
  • “0R22” = 0.22Ohm.
  • “4R7” = 4.7Ohm.

Resistor dengan nilai lebih presisi biasanya diberi 4 digit nomor, 3 digit pertama merupakan nilai resistansi dan digit ke 4 merupakan nilai multiplier, Contoh :
  • “1001” = 100 * 10 = 1KOhm.
  • “0”, “00”, “000”, “0000” merupakan resistor dengan nilai resistansi NOL.

Referensi dasar :


Read More

Ads 720 x 90